Si-hyuk tiba-tiba dihadapkan pada tanggung jawab ketika orang tuanya meninggal secara tragis dalam kecelakaan mobil, meninggalkan adik laki-lakinya, Si-ha, yang dua dekade lebih muda darinya. Di pemakaman, di tengah gumaman para kerabat, muncul diskusi tentang ketidakpastian masa depan kedua bersaudara tersebut. “Apa rencana mereka berdua? Siapa yang akan maju?” "Ya ampun, sekarang dia sudah kuliah, bagaimana dia bisa merawat adiknya?" "Apakah tidak ada pembayaran asuransi?" Di tengah kekacauan dan diskusi yang tidak menentu, Si-ha mengucapkan kata-kata pertamanya yang jelas. "Saudara. Saudara." Itu adalah tangisan yang menyentuh hati, bukan untuk Ibu atau Ayah, tapi untuk kakak laki-lakinya. Si-hyuk bergerak perlahan menuju Si-ha, memeluknya erat. "Aku akan menjagamu," bisiknya.
